![]() |
Goa Selomangleng. Sumber: Foto Pribadi |
Hai, sobat Abhinaya Meraki! Kali ini, kita bakal jalan-jalan sambil belajar tentang salah satu situs bersejarah di Kediri yang penuh cerita menarik, yaitu Goa Selomangleng. Goa ini nggak cuma tempat wisata alam yang keren, tapi juga menyimpan banyak kisah dari masa kerajaan dulu. Penasaran? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Kediri, yang terletak di bagian barat Jawa Timur, punya lokasi yang strategis banget. Selain itu, Kediri juga terkenal dengan sejarah kerajaannya yang panjang. Nggak heran kalau banyak situs bersejarah yang menarik di sini! Salah satu yang paling keren dan punya nilai sejarah tinggi adalah "Goa Selomangleng". Goa ini nggak cuma jadi tempat wisata alam, tapi juga bagian dari pelestarian budaya dan peninggalan sejarah. Jadi, kalau kamu suka hal-hal yang berbau sejarah dan alam, Goa Selomangleng bisa jadi tempat yang seru buat dijelajahi!
Goa Selomangleng ini salah satu cagar budaya peninggalan Kerajaan Kediri atau Panjalu. Goa ini punya cerita menarik, lho! Masyarakat percaya kalau tempat ini dulunya jadi lokasi pertapaan Dewi Kilisuci, putri cantik yang terkenal berbudi luhur. Uniknya, Dewi Kilisuci dianggap punya kesucian sampai akhir hayatnya karena nggak pernah mengalami datang bulan selama hidupnya, yang biasa disebut 'kedi'. Goa Selomangleng ini juga jadi salah satu objek wisata sejarah yang lokasinya ada di Desa Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Cocok banget buat kamu yang pengen jalan-jalan sekaligus belajar sejarah!
Menurut cerita dari Mangku Luis Yasin, ada hubungan erat antara Pura Penataran Agung Kilisuci dan Goa Selomangleng. Dari sisi sejarahnya, waktu Kerajaan Kediri dipimpin oleh raja terkenal, salah satunya adalah Prabu Airlangga, ada cerita menarik nih! Prabu Airlangga punya tiga anak, satu perempuan dan dua laki-laki. Mereka adalah Sanggramawijaya Tunggadewi, Sri Samarawijaya, dan Sri Mapanji Garasakan. Di bawah kepemimpinan Prabu Airlangga, Kerajaan Kediri jadi kerajaan besar yang punya pengaruh kuat.
Ketika Prabu Airlangga mulai memasuki masa tua, beliau ingin menyerahkan tahta kerajaan kepada putri semata wayangnya, Sanggramawijaya Tunggadewi. Tapi, Sanggramawijaya punya pilihan lain. Bukannya meneruskan tahta Kerajaan Kediri, dia justru memilih jadi petapa dan ahli pengobatan. Karena pilihan hidupnya ini, Sanggramawijaya mendapat nama kehormatan "Dewi Kilisuci". Nama Kilisuci sendiri berasal dari kata "kili" yang berarti jalan, dan "suci" yang berarti kesucian. Jadi, Kilisuci bisa diartikan sebagai "jalan yang suci". Menarik banget, kan, kisahnya?
![]() |
Patung Dewi Kili Suci. Sumber: Foto Pribadi |
Karena putri Prabu Airlangga, Sanggramawijaya Tunggadewi, nggak mau meneruskan tahta, Prabu Airlangga pun memutuskan untuk memilih salah satu dari dua putranya yang lahir dari selir. Prabu Airlangga ingin adil, jadi dia mencari cara supaya kedua putranya bisa jadi raja. Akhirnya, beliau meminta petunjuk dari Mpu Bharada tentang Kerajaan Kediri. Mpu Bharada menyarankan untuk membagi Kerajaan Kediri menjadi dua, dengan Sungai Brantas sebagai pemisahnya. Bagian timur diserahkan kepada Sri Mapanji Garasakan dan menjadi Kerajaan Jenggala, sedangkan bagian barat diberikan kepada Sri Samarawijaya yang menjadi Kerajaan Panjalu, atau lebih dikenal dengan nama Panjalu Jayati.
Ada cerita menarik tentang hubungan antara Dewi Kilisuci dan Goa Selomangleng. Salah satunya, goa ini jadi tempat pertapaan Dewi Kilisuci setelah dia menolak lamaran Lembu Suro. Ceritanya, Dewi Kilisuci nggak mau menikah dengan Lembu Suro, jadi dia ngasih syarat: Lembu Suro harus membuat sumur di Lereng Kelud. Setelah sumur selesai dibuat, Dewi Kilisuci minta Lembu Suro masuk ke dalamnya untuk membuktikan kedalamannya. Tapi, begitu Lembu Suro masuk, Dewi Kilisuci malah menyuruh prajuritnya menimbun sumur itu dengan batu-batu, dan jadilah sebuah gunung.
Lembu Suro marah besar, sampai mengutuk Kediri dengan sumpahnya: “Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping yaiku Kediri dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung.” Artinya, “Wahai orang-orang Kediri, suatu saat akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar jadi daratan, Tulungagung menjadi perairan dalam.” Untuk menebus rasa bersalahnya, Dewi Kilisuci akhirnya memilih mengasingkan diri dan bertapa di Goa Selomangleng. Tujuannya, biar dia bisa melindungi masyarakat dari kutukan Lembu Suro dan lebih dekat dengan Sang Hyang Widhi.
![]() |
Papan Informasi. Sumber: Foto Pribadi |
Goa Selomangleng dibangun dengan tujuan utama sebagai tempat pertapaan, yang bisa dilihat dari relief-relief di dalamnya. Goa ini dulu digunakan oleh para resi untuk bertapa, baik dari aliran Buddha Mahayana maupun Syiwa Hindu (Atik Nur Rohmah, 2023). Karena sering digunakan untuk pertapaan dan ritual keagamaan, Goa Selomangleng dianggap tempat suci. Nggak heran kalau sekarang goa ini jadi salah satu objek wisata sejarah yang juga dihargai sebagai warisan budaya.
Jadi, dengan semua cerita seru dan sejarah yang ada, Goa Selomangleng bukan cuma tempat wisata biasa, lho! Tempat ini ngajak kita buat merenung tentang perjalanan spiritual dan budaya yang kaya banget. Dari kisah Dewi Kilisuci sampai jadi warisan budaya, goa ini punya vibe yang bikin kita betah. Jadi, kalau kamu mampir ke Kediri, jangan lupa singgah di Goa Selomangleng ya!
Penulis: Nur Khofifatul Khoiroh
Instagram: @abhinayameraki
TikTok: @abhinaya.meraki
Youtube: Abhinaya Meraki
Sumber:
Atik Nur Rohmah, S. W. (2023).
Dampak Sosila-Ekonomi Wisata Goa Selomangleng Kediri Pada Masyarakat Setempat. Prosiding
SEMDIKJAR (Seminar Nasional Pendidikan Dan Pembelajaran, 348.
Wulan, D. F. (2020). Kilisuci. Journal of ISI Yogyakarta, 3-4.
wowww amazing
BalasHapus